Monday, September 30, 2013

Ungu – Bila Tiba (Ost. Sang Kiai)

Download lagu Ungu Bila Tiba (Ost. Sang Kiai) gratis hanya untuk review lagu.

Belilah kaset asli atau cd original dari album nya atau gunakan nada sambung pribadiagar meraka tetap bisa berkarya

Lirik / Lyric
Chord dan Lirik Lagu Ungu Bila Tiba (Ost. Sang Kiai)

Download Video Clip
Download Video Klip Ungu Bila Tiba (Ost. Sang Kiai)

Review & Pendapat
Komentar Penikmat musik terhadap lagu Ungu Bila Tiba (Ost. Sang Kiai)

Download
Download mp3 lagu Ungu Bila Tiba (Ost. Sang Kiai)
Download via 4shared

Lirik lagu Ungu Bila Tiba (Ost. Sang Kiai)

Hmm…, Ohh….
Saat tiba nafas tiba diujung hela
Mata tinggi tak sanggup bicara
Mulut terkunci tanpa suara
Bila tiba saat berganti dunia
Alam yang sangat jauh berbeda
Siapkah kita menjawab semua pertanyaan…
Hmm… aaaha.. uuuuhu…oh
Bila nafas akhir berhenti sudah
Jantung hati pun tak berdaya
Hanya menangis tanpa suara
Mati, tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri
Mati, tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pasti kan mengalami mati…
Mati, tak bisa untuk kau hindari
Tak mungkin bisa engkau lari
Ajalmu pasti menghampiri … Oh…
Mati, tinggal menunggu saat nanti
Kemana kita bisa lari
Kita pasti kan mengalami mati…

Seperti Bintang

Sudah aku temukan arti nafas ini untuk siapa
Telah aku dapatkan alasanku kekal di surga
Jiwaku menentukan hati memilih untuk bicara
Tentang cahaya yang nyata
Kebajikan merubah dunia
Reff :
Seperti bintang takdirnya bersinar terang
Menjadi harapan
Tak padam ditelan masa
Tak pernah hilang untuk jiwa yang abadi
Meyakini nurani
Just put the song into your heart
Just put the song into your heart
Just put the song into your heart
Meyakini nurani
Just put the song into your heart

Bunga Citra Lestari – Cinta Sejati

Download lagu Bunga Citra Lestari Cinta Sejati gratis hanya untuk review lagu.

Belilah kaset asli atau cd original dari album nya atau gunakan nada sambung pribadiagar meraka tetap bisa berkarya

Lirik / Lyric
Chord dan Lirik Lagu Bunga Citra Lestari Cinta Sejati

Download Video Clip
Download Video Klip Bunga Citra Lestari Cinta Sejati

Review & Pendapat
Komentar Penikmat musik terhadap lagu Bunga Citra Lestari Cinta Sejati

Download
Download mp3 lagu Bunga Citra Lestari Cinta Sejati
Download via 4shared

Lirik lagu Bunga Citra Lestari Cinta Sejati

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara sang malam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian
Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, selalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak, menegaskan ku cinta padamu
Terima kasih pada maha cinta menyatukan kita
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati
Saat aku tak lagi di sisimu
Ku tunggu kau di keabadian
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati
Lembah yang berwarna
Membentuk melekuk memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu
Dalam kesunyian cinta
Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapa pun insan Tuhan
Pasti tahu cinta kita sejati

Bidadari Surga

Setiap manusia punya rasa cinta,
yang mesti dijaga kesucianya
namun ada kala insan tak berdaya,
saat dusta mampir bertahta
Kuinginkan dia,
yang punya setia.
Yang mampu menjaga kemurniaanya.
Saat ku tak ada,
ku jauh darinya,
amanah pun jadi penjaganya
*
Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku
Engkaulah…..
Bidadari Surgaku
Tiada yang memahami,
sgala kekuranganku
kecuali kamu, bidadariku
Maafkanlah aku
dengan kebodohanku
yang tak bisa membimbing dirimu
*
Hatimu tempat berlindungku,
dari kejahatan syahwatku
Tuhanku merestui itu,
dijadikan engkau istriku
Engkaulah…..
Bidadari Surgaku

Do not hurt me YES LOVE AGAIN

Oath of times I hurt, when I can ngertiin and keep my feelings, I'm not your boyfriend or your brother's friend, I just ask for your understanding, any woman who does not hurt to love as if it? I do not want to be deceived or diselingkuhin 2 months ago with Emylia Putri Retno: '(. nyakitin I just do not have the heart but the hearts of the people so why make people suffer heart to dab tears because of you, I love time I time I kind of love I close gini each of your parents, I want you to it like you can kiss and shake hands at my parents, PLEASE? DO NOT EVER MAKE ME DISAPPOINTED FOR THE LAST TIME . Sumpah sakit hati kali aku , kapan bisa ngertiin dan jaga perasaanku , aku kekasihmu bukan kawan atau pun saudara mu , aku cuma minta pengertianmu , perempuan mana yang nggak sakit kalau ke kasihnya seperti itu ? aku nggak mau saja ditipu ataupun diselingkuhin 2 bulan yang lalu bersama Emylia Retno Putri :'( . aku saja nggak tega nyakitin hati orang tapi orang kok tega gitu buat orang menderita dab menangis karena mu , aku sayang kali aku cinta kali aku macam gini aku dekat sama kedua orang tuamu , aku mau kamu itu seperti kamu yang bisa mencium dan bersalaman sama kedua orang tuaku , TOLONG ? JANGAN PERNAH BUAT AKU KECEWA UNTUK YANG TERAKHIR KALINYA

Sunday, September 29, 2013

KU SALAH MENGARTIKANYA :')

Kamu itu sesuatu, iya sesuatu yang sangat sulit sekali aku sentuh. Bahkan untuk meraihmu pun aku tak sanggup. Ada banyak rintangan yang membuat kamu sulit untuk diraih. Ada banyak alasan yang membuatku bertahan dalam keadaan ini.  Sulit memang diterima oleh akal sehat. Tapi,, yah semua ini memang udah jalannya. Sekalipun dipaksa pasti akhirnya gak akan baik. Kadang ku berpikir bahwa inilah yang dinamakan cinta, gak selalu berbanding lurus dengan apa yang kita harapkan, pasti ada positif dan negatifnya diakhir dari sebuah perjalanan cinta. Walaupun kita gak pernah mengharapkan hasil negatif yang kita terima. Aku pernah

berkhayal tentang masa-masa indahnya cinta jika dilewati bersama kamu, tapi semua itu sirna dalam sekejap dan berakhir untuk selamanya. Mungkin kamu gak pernah tau apa isi dalam hati aku sebenarnya, karena kamu gak pernah peka akan hal itu. Kamu terlalu cuek dengan apa yang terjadi disekeliling kamu, bahkan kehadiran aku pun gak pernah kamu sadari. Kamu gak tau bahkan kamu gak akan pernah tau tentang semua ini, tentang diriku yang selalu ada buat kamu. Akupun gak pernah mengerti tentang apa yang terjadi dalam diri aku, tentang perasaan ini yg selalu saja membuat diri merasa terpojokkan.  Pernah sekali aku flashback tentang masa lalu bersama dia yang dulu pernah singgah dihati, mengukir cerita indah bersama, selalu berbagi rasa suka maupun duka, melewati hari-hari penuh makna, aku pikir ini akan berulang saat bersama kamu, tapi kenyataannya gak seperti apa yang aku pikirkan, semua berbanding terbalik dengan apa yang ada dalam khayalku. Semua hanya angan-angan belaka yang nyata tapi menyakitan. Kehidupan terasa hampa tanpa ada tujuan. Terasa indah tapi hanya sekejap. Menyilaukan tapi lekas redup. Pernah terkadang aku mencoba hal-hal baru yg jauh lebih indah, mencintai tanpa dicintai, mengagumi tanpa dikagumi. Tanpa beban tapi terasa hambar. Hmm..menyebalkan.


Kamu itu seperti udara, terasa tapi tak dapat kuraih. Seperti bayangan, nyata tapi hanya sekilas. Mungkin semua ini sudah digariskan oleh-Nya. Perasaan yang sungguh terlalu sulit untuk aku mengubahnya. Tak sebanding dengan apa yang kuharapkan. Tak berjalan lurus seperti yang seharusnya. Mungkin memikirkan jauh kedepan tanpa kamu, seperti ada sesuatu yang kurang, entah apa aku pun tak mengetahuinya. Selalu saja ada sebab dan akibat dari sesuatu hal. Sepertinya aku salah menilai kamu, aku salah memilih kamu yang nyatanya kamu gak pernah memikirkan aku. Bagaikan menunggu hujan dikala sinar matahari menyinari bumi. Sesuatu yang mustahil untuk memiliki kamu.  Mungkin aku belum mengerti arti tentang sebuah perbedaan. Kamu yang gak pernah peka dan aku yang terlalu berharap, sungguh jauh berbeda. Kamu gak akan pernah tau arti tentang sebuah kebersamaan, pengorbanan, bahkan ketulusan. Karna sikap kamu yang selalu mangabaikan perasaan aku. Apa pernah kamu sekali saja menoleh dari perhatian aku ke kamu? Gak kan? Aku muak dengan semua ini, aku benci keadaan ini. Seandainya saja kau lebih mengerti tentang rasa ini, mungkin semua gak akan seperti ini endingnya..


Tapi..yah,,  inilah hidup, selalu ada awal dan akhirnya dari sebuah cerita. Aku pun harus siap menerima segala resikonya apapun itu. Seburuk apapun hasilnya, aku terima dengan lapang dada dan rendah hati. Karena suatu saat nanti akan ada sesuatu kebahagiaan buatku yang pasti jauh lebih baik dari ini. Takkan ku sesali kisah yang tak tercipta ini, takkan kubenci dirimu, takkan kulupakan setiap alurnya, bahkan mungkin akan kukenang sampai nanti, sampai suatu saat kutemukan cinta dan ketulusan yang sejati yang tercipta hanya untukku. I MISS YOU DEAR...

Thursday, September 26, 2013

#RINDUKAMU (┎_⌣̩̩̀)

Rindu sama kasih sayangmu, rindu sama kehangatan hatimu.
Rindu yang tak tertahan membuat hati ini gregetan. hehehe :)
Selamat pagi ya buat kamu yg disana.. kamu yg selalu di hati ini :')
Malam aja tau kalo aku kangen sama kamu.. masa kamu sendiri gak tau sih.. :(
menangis karena menahan kerinduan sama kamu gak papakan ya :( 
sayang aku sangat rindu :") sampai kapan aku harus menahan kerinduan ini ?
rindu dan sayang ini tulus :") tidak hanya dalam omongan tapi benar-benar aku rasakan :")
Kapan sih kamu bisa ngerti'in perasaan rinduku ini ? :'|
Selamat pagi buat kamu yang terus aku rindukan. :')
Walau kamu jauh disana.. tapi hati kamu disini kok.. iya disini, tepat di samping hati aku..
Rindu ini semakin tak tertahan saat kamu bilang rindu juga ke aku.. :')
Gak ada kata capek buat nyayangin kamu.. :')
Pengen banget bisa meluk kamu.. aku udah kangen banget sama kamu..
pagi pagi gini Pengen banget bisa meluk kamu.. aku udah kangen banget sama kamu..
Selamat pagi kamu yang selalu bisa buat aku kangen ke kamu.. ♥
Hei kamu yg disana.. pinjem pundak kamu sebentar dong.. aku pengen ngelepas rasa kangenku ke kamu loh.. :'|
Aku selalu berusaha untuk buat kamu tersenyum bahagia :')
Indahnya saat2 kita awal berkenalan dan jalan berdua dulu.. aku merindukan hal itu (lagi) :'
Kamu yg dulu ngangenin banget.. kamu yg sekarang juga jauh lebih ngangenin.. hehe :')

Wednesday, September 25, 2013

bagaimana mungkin

bagaimana mungkin akan muncul mataharisaat awan hitam telah pekat diawanbagaimana mungkin musik akan terdengarsaat bagian not telah jatuh bercecerantuhan....haruskah aku menunggu matahariagar awan hitam hilangdan berganti birutuhan....haruskah aku mencari not demi notuntuk mendengarkan musik indahlalu...bagaimana dengan hujanhujan mampu menggantikan awan hitamdan mengubahnya menjadi pelangidan setiap bait puisimampu menggantikan lagutuk menenangkan jiwa"iya,bahwa didunia ini akan ada banyak cara untuk menyelesaikan masalah dan membuat hidup ini lebih indah"

Saturday, September 21, 2013

perempuan juga bisa berharap

'Datang untuk pergi, memulai untuk di akhiri. tapi kita? berada di tengahnya, aku lelah'

aku terperangkap. benar sekali dalam jeratan mu. yang kau lemparkan tepat di jantung hatiku. saat awal yang tak pernah terduga, saat yang tak pernah aku bayangkan, kau hadir. pelan-pelan mengenalkanku pada sebuah rasa. rasa yang sudah sekian lama tak ku bongkar. kau mengorek pelan, lalu menyembulkannya ke permukaan; aku jatuh cinta. 

waktu lalu, saat mulanya perkenalan itu, kau memberiku satu rasa. kau mengaplikasikannya dalam kadar sederhana. aku tak menuai terlalu banyak, tapi kau menyiramnya dengan sempurna membuat aku, dan hatiku jatuh padamu. tepat sasaran, aku menyayangimu. panggilan unik kita ciptakan, seolah itu hanya kita miliki. perhatian dan pengertian, membuat aku sulit membendung rindu ingin berjumpa. walau tak pernah sempat, kita selalu berusaha meyakinkan. petikan gitar halus dan suara beratmu memenuhi pendengaranku. benar, aku damai setelah mendengarkan lagu yang kau persembahkan itu. seperti katamu 'kau menyayangiku'.
kian janggal, waktu memutar segalanya dengan cepat. kau ceritakan masa lalumu, yang tak henti-hentinya meresahkanmu, membuat kau sulit dalam berbagai hal hingga pelan dalam ketidak berdayaanku, kau lebih  meminta mundur sesaat pada kita yang belum memulai apapun. aku? hanya bisa melepasmu pergi. sesering apapun kau ucapkan 'aku perempuan yang terlalu baik' tetap saja kau tak bisa memilihku bukan?

selang kemudian, pudarmu membuat nyeri ulu hatiku. kita, tak lagi berbagi kisah. kau, ternyata tengah berbahagia dengan kekasih barumu. aku, tersenyum memberi selamat dengan kecut, tak kau tanggapi. kita benar-benar hilang. sulitnya aku percaya, kau pergi untuk menyelam pada lautan indah lain hingga kau memilih menetap disana semenatara. dan akhirnya waktu Tuhan membuka peluang untuk kita berkomunikasi kembali, kau dan aku saling memberi salam canggung. tak hangat lagi, kau masih bersamanya dan aku masih mengerutkan hati yang terus-menerus remuk. sampai pada akhirnya, kita cairkan suasana, kita kembali dengan gelak tawa. hingga dinding rapuh yang sempat ku bangun ketika kepergianmu sirna sudah, runtuh tak bersisa. aku kembali kepada perasaan awal.
kita masih berbagi kisah menarik, rekaman suara dan yang terlebih dengan sengaja ataupun tidak sengaja kau, menceritakan segala hal tentang kekasih barumu, yang telah memilikimu. hingga hemoglobinku memanas, denyutku tak bercelah, aku terluka sekali lagi. kau beri aku nyawa untuk kau matikan sekali lagi. aku menangis. benar aku mengisi ulahmu, untuk apa kau datang kembali setelah rasa lalu kau pudarkan tanpa angin dan hujan?

aku tak mengerti hatiku, kau kerap kali mengecewakan dan bahkan aku dengan segenap hati memaafkanmu kembali. kau kira memiliki perasaan ini tidak sulit? kau yang hanya datang untuk pergi membuat aku menggantungkan setiap cerca harapan pada tiap sudut kepingan waktu. melogiskan fikiran, disaat kontaminasi hati kuat pada memori mu, aku tak berdaya!

jadi, kau datang lagi. aku masih menolerir dengan segenap harapan kau berbalik memilihku. kau bercerita, kau dan dia berakhir. hatiku sedikit lega, bukan aku ingin egois, setidaknya kalimatmu itu membuat relungku sedikit damai dari rasa sakit yang selama ini kurasa. kau kembali, disisiku berbagi cerita lagi. kali ini kau membuatku kian tak bisa menghentikan perasaan ini. benar, aku sudah terlanjur menyayangimu.
hingga hari ini, kita masih bersama tanpa ikatan apapun, membuat aku terus bersabar menunggu kepastianmu. aku tak memaksa apa yang seharusnya aku pertanyakan, aku biarkan kau mengaturnya. selama ini, apa aku meminta banyak? satupun tidak.

lagi-lagi, akhirnya aku lelah pada cerita ini, bukan hatiku, tapi cerita kita. kita tak pernah memulai apapun. tidak sekalipun. kita hanya membiarkannya mengalir. hingga jantungku bergetar, apa benar hatimu untukku? aku yang tak mengerti, terus berpegang teguh pada pondasi harapan sendu yang kian lama tak menepi jua. seperti pada lingkaran yang hanya berkutat diputaran itu saja. 
selayaknya perempuan, aku wajar tidak memulai. aku terlalu menghargaimu, perasaanku dan penantianku yang mengajarkan aku untuk tak meminta banyak. aku terbiasa berharap dan berandai-andai, kau dan aku benar menjadi kita suatu saat. apa mungkin? aku peremuan, aku juga bisa berharap.

kita tak menemui tepian, apa karena samudera terlalu luas, apa yang harus kita lakukan? haruskah aku yang berjuang sendiri? bukankah, semua akan terwujud jika kedua belah pihak sama-sama berjuang?



'it when, i knew what love is = Not Lead'

Rindu yang Abstrak

Kau datang entah bagaimana, tapi aku tak merasakan apapun dalam diri
Kau memberiku sebuah pengharapan,
Membuat persatuan subjek jamak itu, membuat kata ‘kita’
Kau tahu? Sedikit waktu yang kau gunakan untuk mengubah takdir, memang benar-benar manjur
Dua petang, yang keduanya dihiasi rintik,
Secara otomatis telah membuatkan aku sebuah kue malam hari yang hangat,
Membuatku membatu dan secara sengaja merekam semuanya,
Lalu aku harus berteriak pada siapa ketika perubahan dalam dirimu muncul?
Kau menjadi seseorang yang menyebalkan tanpa ampun,
Aku rindu tanganmu yang aneh saat mengendarai sepeda motor itu,
Aku rindu ragamu yang berdiri untuk menunggu tumpangan itu,
Aku rindu senyumanmu,
Aku rindu pesan singkat yang kau kirimkan itu,
Aku rindu...
Tapi, terima kasih...atas kenangan yang indah dan singkat.
Terima kasih telah menjadikanku putri malam,
Terima kasih karena telah membuatku penasaran, namun tak terbesit harapan dalam benak ini,

Hanya merindukan sosokmu yang dulu, prajurit setiaku..

Monolog Malam

Untuk apa kamu terlalu perhatikan rasamu
dengarkan yang logikamu katakan
kamu tak sungguh mencintainya
kamu tak benar menginginkannya
kamu hanya terhanyut sesaat
kamu sedang mabuk aroma tubuhnya
: kata malam yang berpihak pada logika

Apa menurutmu dia peduli dengan rasamu?
Seberapa pentingkah kamu untuknya?
Pernahkah hatimu memikirkan itu?
: tanya malam yang masih membela pikiranku


Aku terdiam
diam-diam membenarkan malam

Dalam diriku masih ada dirimu

kutipan galau quotes cinta
"Dalam diriku masih ada dirimu meski dalam dirimu telah ada dirinya..."
@KutipanUntukmu

Untuk Ibuku

Tuhan...
Tak banyak pintaku padamu
Yang paling kuinginkan saat ini
Hanyalah melihatnya bahagia
Namun aku tak tahu
Dengan cara apakah
Aku bisa mempersembahkan
Kebahagiaan itu padanya

Setiap detik terus berjalan
Berganti hari hingga berganti tahun
Dengan cepat semua telah berubah
Namun aku masih belum bisa
Untuk membuatnya bahagia

Setiap saat aku hanya bisa menoreh kesalahan
Yang membuatnya marah, terluka dan kecewa kepadaku
Tapi aku bersumpah
Aku tak pernah bermaksud
Untuk menyakitinya
Aku hanya tidak tahu
Apa yang harus kuperbuat untuknya

Aku tahu
Aku belum bisa menjadi seperti yang dia inginkan
Aku belum bisa membuatnya bangga dengan diriku
Terlalu banyak waktu yang kubuang dengan sia-sia
Tanpa sadar dia kini semakin menua

Tuhan...
Tak ada orang yang paling ingin kubahagiakan selain dirinya
Dialah ibuku tercinta
Seseorang yang paling berarti
Di dalam hidupku
Meskipun seumur hidupku
Mulutku tak pernah mengungkapkan
Bahwa aku menyayanginya
Namun rasa kasih sayangku padanya
Tak mampu terukur oleh kata-kata

Maka kumohon padamu
Tunjukanlah padaku
Jalan menuju segala restunya
Karena restunya adalah keselamatan bagiku
Di dunia maupun akhirat
Sempatkanlah waktu
Agar aku dapat mengantarkan
Kebahagiaan untuknya
Mewujudkan segala harapannya untukku

Kehilangan Sahabat

Andai saja aku tahu suratan Tuhan tentang hidup, aku akan merancang berjuta persiapan untuk menghadapinya. Termasuk ketika aku harus menghadapi sebuah perpisahan dan kehilangan.

Namun suratan Tuhan adalah sebuah misteri, yang tak akan pernah bisa terbaca hati ataupun logika. Suratan-Nya akan selalu menjadi kejutan bagi setiap manusia di dunia.
Jika kehilangan yang harus dihadapi dikarenakan oleh perpisahan antara jarak dan waktu, mungkin masih ada kesempatan untuk dapat kembali bertemu. Namun ketika kehilangan karena terpisahkan oleh dunia yang berbeda, masihkah ada jalan untuk dapat kembali berjumpa?

Berjuta kata hanya bisa menggantung di dalam dada tanpa sempat terungkapkan. Satu permintaan maaf pun harus mengendap dalam sesal, tanpa bisa tersampaikan. Tak mungkin aku harus menyusulnya, jika waktuku belum tiba.

Pertanyaan penuh sesal pun satu persatu datang menyesakkan jiwaku. Mengapa dulu aku mengabaikannya, demi membangun masa depanku? Mengapa dulu aku tak mengikatnya erat untuk tetap di sampingku? Mengapa dulu aku melepasnya dan membiarkan diriku bertemu dengan teman-teman yang baru?

Sesal tak akan pernah menampakkan wajahnya pada sebuah awal. Hadirnya baru akan terasa ketika semuanya telah hilang dan pergi. Namun sebuah penyesalan tak akan bisa mengembalikan segalanya yang telah hilang. Dia hanya akan hadir untuk menyiksa hati yang lemah dan tak mampu bertahan.

Mungkin di saat seperti ini, hanyalah Tuhan yang mampu menjadi perantara antara dua dunia yang telah berbeda. Melalui doa yang kupanjatkan di setiap sujudku, semoga sahabatku di sana selalu bahagia di sisi-Nya, di alam keabadian yang telah memisahkan aku dan dia untuk selamanya.

Dan aku, yang masih di sini, masih bernyawa dan bernafas, hanya bisa menatapnya melalui kenangan-kenangan yang pernah kupahat dalam ingatanku ketika aku dan dia masih tertawa dan menangis bersama.

Kehilangannya, salah satu sahabat terbaik dalam hidupku, semoga mampu mengajarkan sesuatu untukku agar bisa lebih menghargai setiap detik yang kupunya.

puisiku ini untukmu- yang tak pernah lekang di dadaku.

Day,
ada yang tak pernah lekang dalam ingatan, sesuatu yang kau buat ia hilang, dari perasaanmu.
seolah hanya sepi yang mampu mengerti, tentang kesedihanku, larut dalam sunyi.
sebab rinduku, tak lagi sampai kepadamu. dan di dadamu, aku telah berlalu.

Day,
adakah yang sanggup memadamkan sebuah rasa?
sedang cinta di dadaku ialah api yang selalu menyala, yang hangatnya tak pernah lagu mampu kau rasa.

Day,
waktu seperti apakah yang kan menjadikan kita satu?
sementara aku selalu berharap, kau adalah takdirku.
tempat ruhku tinggal, hingga tanggal.



Day, mengertikah kau?
rasaku tak seperti musim yang terus berubah, pun tak bisa dicegah.

Day,
kelak bukan lekuk tanganku yang kan kau dekap,
bukan lagi jemariku yang kau genggam penuh hangat,
tapi aku ingin kau selalu ingat;
ruang kosong ini akan tetap seperti itu, seperti waktu terakhir kau meninggalkanku.
dan aku akan tetap disini, menantimu.
sampai waktu memintaku untuk berhenti.

Hatiku Menggambar Sebuah Mimpi

Lihat, angin mulai bergerak
Aku masih tak ingin menyerah
Aku bisa rasakan matahari melewati awan
Dan bila disana angin haluan

Hatiku menggambar sebuah mimpi
Ku terbang tinggi dengan bebas, kemanapun aku ingin pergi
Hatiku menggambar sebuah mimpi
Ketika ku buka mataku dimana aku mendarat…
Aku merasa aku kan melihatmu tersenyum
Ku harap aku melihatmu

Hey, jika waktuku bernafas sekarang
Aku bertaruh aku bisa terbang lebih tinggi
Akankah kau mampu melihat masa depan dari sana?
Jika ini pun bercampur

Hatiku menggambar sebuah mimpi
Ku kan terbang melintasi luasnya waktu
Hatiku menggambar sebuah mimpi
Oh, ku harap ini nyata suatu hari nanti
Ku berdoa kau kan masih tersenyum

Ayo, ulurkan tanganmu
Sekarang, biarkan dirimu pergi
Tak satu pun bisa mengikat hatimu
Pandanganmu menangkap cahaya matahari
Dan tak peduli betapa pudarnya dunia

Semuanya
Menggambar sebuah mimpi, menggambar sebuah mimpi, menggambar sebuah mimpi
Hati kita menggambar sebuah mimpi
Menggambar sebuah mimpi, menggambar sebuah mimpi, menggambar sebuah mimpi
Lihat

Ketika ku buka mata, dimana ku mendarat…
Ku berharap ku kan melihat kau tersenyum

I Miss The Way You Used To Be

I'm trying to remember all the good things that i've ever gone through with you when i was a little girl. We used to walk hand in hand. You hold my hand so tight because you're afraid that i might be lost.

You used to give me the best things just to make me feel so special and you didn't mind it as long as i could be happy. You used to help me everytime i found a problem. And you always had a way out to solve it.

All those things made me think that you are my pride and you are the true hero of my life. I've ever promised to myself i'd make you proud of who i am.

But what am i doing right now? I don't even say thank you for that. I never thought that i'd grow up and live like this. It seems like i want to forget all the good things that you've done for me just because you've made a big mistake.

Sometimes i wonder is it fair enough for you? I treat you just like an enemy. I see you just like a sinner. I feel like i was blinded by the hate inside my heart.

But i have to be honest to myself. One side of me says that i have to be grateful of having you in my life. And the other side says that you don't deserve to be proud of, because you've let me down.

There's so many words that i could never verbalize. Just spinning around on my mind and frozen on my tongue.

If only you could see that now i'm so missing you. I wish i could turn back time. I would go back to the past and fix everything. I'll never let anybody else destroy our lives. I'll never let you make that big mistake. So i'll never let myself hate you. And we can be just like we used to be.

Loving each other...
Being proud of each other...
And being happy together ever after...
As a father and her daughter.

Kesempatan

Mungkin apa yang sesungguhnya manusia butuhkan dalam kehidupan ini hanyalah sebuah kesempatan. Kesempatan untuk membuktikan kemampuan dirinya. Dalam hal apapun dan dari siapapun.
Tapi terkadang ada orang-orang yang terlalu angkuh untuk memberikan kesempatan itu. Mereka merasa berhak untuk menilai seseorang dari sudut pandang mereka saja. Dengan ketetapan dan ukuran yang mereka anggap paling tepat dan benar. Tanpa pernah mencoba untuk melihatnya lebih dekat. Dan hanya bisa memandang dengan sebelah mata.
Bukankah semua manusia terlahir ke dunia ini tanpa membawa kemampuan apapun. Tapi kemudian Tuhan membekali manusia dengan akal pikiran supaya mereka bisa mempelajari segala hal yang ada di dunia ini. Manusia tumbuh dengan perlahan sambil terus berpikir dan mencoba memahami apa yang ada disekitarnya.
Tapi mengapa ada manusia yang dengan mudahnya melakukan sebuah eksekusi kepada yang lainnya. Bahwa seseorang itu tidak layak, seseorang itu tidak memenuhi syarat, ataupun bahwa seseorang itu tidak akan mampu menjadi seperti apa yang dia inginkan.
Bagaimana bisa seseorang dengan mudahnya melakukan sebuah penilaian, apabila dia tidak mencoba untuk membuktikannya terlebih dahulu. Memberikan kesempatan pada yang lain untuk belajar tentang suatu hal dan menunjukan kemampuan yang dia miliki.
Kesempatan itu akan menjadi sangat berharga bagi mereka yang ingin berubah. Yang ingin menjadikan dirinya jauh lebih baik. Karena dengan kesempatan itu, mereka akan mengalami suatu proses pembelajaran. Dan nanti ketika masa kesempatan itu telah berakhir, penilaian itu pun mungkin pantas untuk dilakukan.

“Guardian Angel”

Aangin pagi yang masuk dari jendela di sudut ruangan, begitu dingin menusuk hinnga ke tulang kakiku. Padahal tubuhku ini sudah terbalut oleh selimut yang begitu tebal, bermotifkan garis-garis vertikal berwarna biru muda. Kepalaku masih saja berat, begitu juga kelopak mataku, sangat sulit untuk kubuka jika tidak karena terpaksa. Semuanya masih seperti biasa, suasana hanyut dalam keheningan. Begitu sunyi. Suasana yang begitu aman, nyaman, namun tetap saja membuatkuku dan siapa pun tidak senang berlama-lama berada di sini. Rasanya ingin aku pulang saja, jika memang bisa... dan, diperbolehkan. Pagi ini nampak ada yang berbeda. Bukan suasana kamar tempatku terbaring yang setiap harinya sesak dipenuhi bungan violet berwarna ungu kiriman Papah dan Mamah. Bukan pula motif gambar baju tidur yang kukenakan, berwarna ungu polos sesuai dengan warna kesukaanku, bukan itu yang berbeda. Tetapi nampaknya ada sesorang yang telah menungguku sejak tadi. Seseorang yang sangat aku sayangi, seseorang yang memang kehadirannya selama ini benar-benar selalu kuharapkan.
 “Selena... bagaimana keadaanmu, sayang?? Sejak kemarin Ibu ke sini terus, kamu masih koma, belum sadar. Ibu khawatir nak... jangan diulangi lagi ya sayang... kamu benar-benar membuat kita semua khawatir”, ucapnya lembut, mengecup keningku. Suara itu, sudah sangat kukenal, selama bertahun-tahun, seumur hidupku. Ia sudah seperti sebagai ibu pengganti untukku, di saat aku membutuhkan kasih sayang itu, Bu Ratmo lah yang selalu ada di sisiku. Bu Ratmo melanjutkan aktifitas yang dimana sudah beberapa hari ini tidak lagi kurasakan, menyuapiku dengan sarapan ala rumah sakit yang tidak pernah kusukai ini.
“Ibu ke sini dengan siapa?”, tanyaku.
“Bapak. Pak Ratmo”
Pak Ratmo adalah suami Bu Ratmo, dan aku memanggilnya dengan sebutan Bapak. Bapak adalah supir yang bekerja kurang lebih sudah sekitar 20 tahun di rumahku, semenjak jauh dari sebelum aku dilahirkan. Dan lalu beberapa tahun kemudian, istrinya Bu Ratmo lah yang akhirnya ikut bekerja di rumah, dan menjadi orang kepercayaan dimana Papah dan Mamah bisa memepercayakan seleuruhnya kepada mereka, termasuk segala apa pun yang berhubungan denganku. Pernah seorang temanku sempat menyangka bahwa Bapak dan Ibu adalah kedua orang tuaku, karena mereka lah yang selalu ada kapan dan ke mana pun aku pergi dan beraktifitas.Wajar saja, jika semua orang beranggapan seperti itu karena selama ini merekalah yang menjemputku untuk berangakat, menghantarkanku pulang dari sekolah, menemaniku dalam acara-acara sekolah, bahkan yang cukup menyedihkan... sampai pada permasalahan mengambil rapor sekolahku.
“Hmm. Bu.... Ivan..., dimana Bu ?”, tanyaku.
“Ivan? Ivan entahlah kemana dia Na.. sudah beberapa hari ini ia tidak pulang. Sudah sekitar dua minggu lebih...”, sahutnya cemas.
Jujur, aku merasa sangat kesepian, tanpa Ivan, tanpanya. Seumur hidupku, sejak usiaku masih mengunjak 1 tahun pun, di mana ada aku, maka di situ pula lah selalu ada Ivan. Ivan, dia adalah anak Ibu dan Bapak Ratmo. Ialah temanku sejak aku kecil, 17 tahun selalu bersama denganku, semenjak Bapak dan Ibu Ratmo bekerja, dan memilikki satu-satunya anak mereka, yang kebetulan 2 tahun lebih dahulu kelahirannya dari padaku itu, kami berdua pun tidak pernah terpisahkan. Namun sayangnya, akhir-akhir ini lah kami pun mulai terpisahkan. Lebih tepatnya, dipisahkan. Kami yang sejak dulu selalu bersama, kemana pun aku pergi dan berada, Papahku tidak suka melihatnya. Ia bilang, tidak ingin bahwa ada perasaan lain yang bersemi diantara kami berdua, melebihi dari sekedar persahabatan. Dan Mamahku juga bilang, bahwa ia sangat takut bahwasannya aku memiliki perasaan yang lain terhadap Ivan, sama takutnya ketika kekhawatirannya menuju pada Ivan yang spertinya juga sudah menganggapku lebih dari sekedar teman atau adik yang selama ini dijaga dan dilindunginya. Sungguh suatu ketakutan yang berlebihan, tidak pantas, dan terlalu diada-adakan. Bilang saja.. sebutlah, bahwa mereka memang tidak pernah ingin melihat aku sebagai anaknya bahagia. Ia merasa, aku tidak pantas terlalu berdekatan dengan anak Bapak dan Ibu Ratmo, yang dianggap tidak seatu level dengan kita semua. Kita siapa? Biar mereka orang tuaku  saja! Karena sesungguhnya aku tidak pernah sedikit pun merasa berbeda dengan Bapak dan Ibu yang kucinta, mereka semua. Entah apa maksudnya, yang jelas Papah memang hanya bisa merebut segalanya dariku, segala kebahagiaan yang aku milikki. Tidak pernah ia berfikir sedikit pun bahwa setelah merebut seluruh kebahagiaan itu, ia bahkan tidak akan pernah mau menggantinya atau bahkan mengembalikannya sedikit pun! Itulah orang yang selama ini menyedihkannya, secara status harus aku sebut sebagai “orang tua” kandungku.  
⃰•⃰⃰•⃰•⃰
Malam ini masih begitu dingin. Selain karena hujan deras membasahi seluruh gedung di luar ruangan rumah sakit ini, jendela kamar tempatku dirawat pun dipenuhi tetesan-tetesan embun yang seolah penuh tak memberikan ruang bernafas untuk udara. Syukurlah, alam malam ini bernuansa begitu sunyi dan syahdu, sungguh melelapkan setiap tubuh yang terlelahkan. Namun sayangnya, untuk orang spertiku yang sejak tadinya hanya dapat tidur dan terus terbaring di ruang rumah sakit yang mungkin dibayar mahal oleh Papahku ini, aku pun kini hanya bisa terus melanjutkan satu-satunya aktifitas yang selalu aku lakukan sejak pertama kali aku mulai masuk ke dalam rumah sakit ini. Ya, menghirup oksigen dari alat bantu pernafasan yang cukup membuatku sesak. Tidak enak, karena kesesakan ini kurasakan dengan tambahan kehampaan tanpa adanya dia selalu ada untukku, Ivan. Namun kini, entah ia di mana, berada di manakah seseorang yang selama ini selalu melindungiku, di mana pun aku berada? Berada dimanakah ia, seorang yang selama ini selalu mewarnai setiap detik-detik perubahan yang terjadi dalam seumur hidupku? Di manakah dirimu, Ivan? Tidakkah kamu tahu, bahwa aku di sini, terbaring lemah memikirkanmu setiap saat, berharap kau datang, berharap kau, menemuiku melupakan semua tragedi pengusiran Papah terhadapmu yang saat itu sedang datang ke rumah sakit ini berniat untuk menjengukku sekitar satu bulan yang lalu? Berharap aksi bunuh diriku yang kulakukan akibat kejenuhan yang kurasakan karena semua penyakit parah ini, menggerogotiku secara terus-menerus dan perlahan akan mulai membunuhku, kulakukan semua aksi ini  beberapa minggu yang lalu, adalah agar menjadi satu-satunya alasan untuk kau bisa datang melihat kedaanku, setelah selama kurang lebih kita  terpisahkan meski pun itu baru sekitar 1 bulan saja? Namu bagiku iti tidak sebentar, bagiku itu sungguh lama tanpamu. Kemana kau Ivan? Kemana kau sahabatku? Sahabat sejatiku. Manakah janjimu, yang akan terus menjagaku sepanjang hidupku? Manakah janjimu yang akan terus menjadi pelindung diseumur hiduku? Kemanakah janjimu, yang selalu meyakinkanku bahwa kau akan selalu ada dimana pun aku berada, tidak peduli sejauh apa pun jarak dan keadaan yang memisahkan kita?? Dimana kau sahabatku?? Apakah kau lupa janjimu?? Besok pagi adalah hari jadwal operasiku, syukurnya dokter telah menemukan donor yang tepat untukku. Entah siapa orang yang begitu baiknya, rela memberikan satu-satunya kesempatan yang hanya Tuhan berikan satu untuk setiap manusia, tak ada cadangan, tak ada duanya. Entah siapa orang yang sungguh sangat baik itu, namun pihak rumah sakit pun pasti memegang janji dan komitmennya untuk merahasiakan setiap arsip pihak pendonornya, kecuali jika memang ada pesan khusus dari pihak pendonor untuk pemberitahuannya. Dan itulah yang kuharap, engkau hadir untuk menyaksikan saat-saat penentuan berhasil atau tidaknya proses operasiku ini. Kuharap, ingin sekali kau yang ada di sampingku, ikut mendoakan keberhasilan proses pembedahan jantungku. Kau memberiku semangat, membantuku mencari siapa sesungguhnya relawan yang begitu dermawannya merelakan jantungnya ini untukku, kita bisa mencarinya sama sama, mencari tahu, setelah keberhasilan operasiku itu besok. Dan, harapanku yang terakhir Ivan, di mana pun kau berada... di luar sana. Aku berharap kau baik-baik saja, dan.. sempatkanlah dirimu, sejenak saja..... untuk datang.  
⃰•⃰⃰•⃰•⃰
Pagi hari ini aku terbangun, ternyata sudah 14 jam aku koma semenjak operasi jantung baruku. Syukurlah... Tuhan begitu baik... sangat baik. Ia masih memberikanku kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya, bahkan setelah aku melakukan aksi bunuh diri yang semakin memperparah kesehatan jantung ‘lama’ku. Kini aku hidup dengan jantung baru, harapan baru. Begitu senangnya, karena lagi-lagi Tuhan menunjukan betapa besar kasih sayang-Nya untukku, kasih sayang dengan membiarkanku berbahagia memiliki jantung dari orang yang pastinya begitu baik hati mendonorkan suatu anggota terpenting, termahal –tidak dapat ditukarkan dengan segala sesuatu apa pun-, dan yang paling penting adalah  suatu anggota bagian tubuh yang begitu dan paling sulit dicari pendonornya itu. Ya Tuhan, siapa pun ia, izinkanlah aku untuk mengetahuinya, setidaknya untuk menununjukan rasa terimakasihku yang tak terduga ini, jikalau memang masih ada sekeluarga atau sanak saudara yang ditinggalkannya. Entah keluarganya mengetahui atau tidak, namun siapa pun mereka yang menjadi keluarga dari pendonor jantungku ini, mereka harus tahu bahwa selama ini telah memiliki salah satu anggota saudara yang sungguh, begitu mulianya ini..
Hari ini aku  benar-benar sungguh bahagia, sesadarnya aku dari 14 jam koma paska keberhasilan operasi jantungku ini, hadirlah di sini Papah dan Mamah, serta semua orang yang menanyakan kondisiku, kami becengkarama, tertawa, dan sungguh bahagia. Namun seperti yang telah kuduga, dan yang paling aku takutkan, kini telah terjadi... di mana kebahagiaan ini, kurasakan tanpa sepenuhnya kelengkapan dari semua orang yang kusayangi yang telah berkumpul. Kebahagiaan ini sungguh tidak lengkap, pastilah karena satu orang. Satu orang yang teramat sangat kusayangi, kurindukan, kuharapkan kehadirannya... namun sampai pada detik ini, ia masih belum sudi untuk datang dan bertemu denganku juga.. Dear sahabatku, Ivan... dimanakah kamu????
Ibuku, Bu Ratmo, tak lama kemudian datang ke sisiku memeluk dan membawakanku satu rangkaian bingkisan bunga violet berwarna ungu, kesukaanku. Dari pihak rumah sakit katanya? Dan aku pun langsung membuka amplop surat berwarna putih resmi itu, di dalamnya berisikan surat, dan entah mengapa, jantungku berdegup kencang membukanya.
untuk Gadisku tercinta, Selena...
Maaf karena aku terlambat mengucapkannya. Selamat atas keberhasilan opersi jantungmu saat ini. Kamu sukai bunganya? Huhh.. Padahal aku sudah sesusah payah mungkin memilihnya, kupilihkan yang terindah, namun sayang... maaf sekali karena hingga sampai pada detik ini, aku belum pernah bisa sedikit pun berhasil menemukan bunga yang setidaknya sama indahnya sepert dirimu... kubawakan ini, karena kurasa bunga inilah yang paling pantas untumu, atau setidaknya yang paling engkau sukai. Benarkah ?
Dirimu itu indah, Selena, dan berjanjilah padaku, bahwa kau akan selalu menjaga keindahan itu sampai akhir hayatmu. Akhir hayat yang Tuham tentukan, bukan yang kau tentukan. Karena pada saat kau membaca suratku ini, mungkin ini adalah suratku terakhir yang bisa, dan sanggup aku berikan... karena kini aku sudah tidak ada, terlanjur pergi jauh dari sisimu. Namun jangan khawatir 
sayang, masih selalu dan sama seperti dahulu. Aku akan tetap selalu berada di sisimu. Aku akn selalu tepati janjiku untuk menemanimu, sampai kapan pun, menjagamu, mengawasimu di setiap aktifitas detak jantungmu. Percayakah kau, bahwa selama ini aku selalu mengawasimu? Meskipun kini, ragaku telah tiada. Namun aku berjanji akan selalu menepati janjiku... mewarnai setiap harimu dengan adaku yang mungkin kini semakin dekat denganmu. Ikut mmbantumu untuk terus bernafas, untuk semakin menyadari bahwa hidup ini terlalu sayang dan indah jika kau akhiri.
Aku di sana selalu bersamamu, bahkan seorang Papah dan Mamahmu pun kini, takkan pernah bisa memisahkan kita. Aku bahagia jika melihat kau bahagia, Selena. Aku sehat jika melihatmu sehat. Aku di sana selalu bersamamu, ikut berada di mana pun kau berada... jagalah jantungku Selena... jantungku yang kini telah menjadi jantung kita, milik kita... berajnjilah?? Jaglah jantung ini, bersama dengan kau menjaga rahasia ini. Biarkanlah orang tuaku mengetahui kenyataan ini sendiri, mereka pun pasti bisa merelakan kepergianku jika ini semua untuk selalu menjaga kau yang juga sudah sangat dianggap seperti anak kandung mereka sendiri. Berjanjilah, sayang.... berjanjilah.. aku yang selama ini mencintaimu, menyadari akan habitat dimama selama ini seharusnya aku berada, bukan di dekatmu. Memang kita bukanlah berasal dari keluarga yang sama, namu kini... dengan cara seperti inilah, aku bisa dapat terus menjagamu, mencintaimu, bersamamu sampai akhir hayatmu. Taidak ada Mamah, Papahmu, jarak, waktu, atau bahkan ‘derajat’, yang kini memisahkan kita... sekali lagi aku meminta maaf.. maaf karena takkan pernah bisalah aku, untuk berhenti mencintaimu, selamanya... I will be true to you, always be your guardian angel honey.. Love you, always. Forever. Salam sayang, hangat, peluk, cium, dan rinduku selamanya untukmu....
 kakak, sahabat, kekasihmu’ tercinta


 Kafka Ivan Putra Ratmono.”

ASTAGAA!!!!!!!!!!”, Membaca itu, nafasku begitu sesak.. jantungku begitu sakit, dan kali ini tak terkira. Seluruh rangkaian bunga itu jatuh dan tumpah dari tanganku. Semua orang memanggil-manggil namaku dan kini aku sudah tidak memilikki kekuatan sedikit pun untuk menjawabnya. Mereka semua mulai mengerubungiku namun aku tak dapat menyadari apa pun. Mataku kembali gelap, benar-benar gelap.... dan yang teringat.. hanyalah bayangan sosok sesorang pengirim surat itu, oh...., ‘Guardian Angelku’ .........


≈Sekian≈