Sunday, February 2, 2014

LINGKARAN CAHAYA

Sungguh keimanan manusia selalu dalam keadaan turun naik.

Pernah aku meragukan jalan yang telah ku pilih ini. Ya, barangkali ini adalah juga jalan yang pernah ditempuh oleh orang-orang saleh yang telah mendahului aku, dan kita semua.  
***
Kala itu sore hari. Matahari sudah hampir mendekati peraduannya. Tiba-tiba pertanyaan yang janggal keluar dari mulutku terhadap seoarng teman mengenai Lingkaran cahaya di jalan ini.
“kamu pernah gak sih merasa…” kataku terbata-bata, tak berani menyambung kata-kataku.
“merasa apa?” katanya kepadaku dengan nada penasaran.
“begini. Maksudku pernahkah engkau merasa bahwa berada di lingkaran cahaya ini hanyalah sebuah kesiasiaan? Ya, Aku pernah merasa bahwa ada dan tiadapun aku di lingkaran ini tak bakalan mempengaruhi sedikitpun kadar keimananku.” Kataku menjawab penasarannya. Astaghfirullah.  Tiba-tiba aku merasa malu dengan diriku akan kata-kata yang barusan ku lontarkan. Malu bahwa dengan kata-kataku tadi telah memberikan kesan akan diriku yang begitu sempurna, dari khilaf. Astaghfirullah.
Kemudian sang teman tersebut memberikan sebuah pandangan kepadaku.
“ya, akupun juga pernah berfikiran sama denganmu. Akupun juga pernah merasa bahwa keberadaanku di lingkaran cahaya ini hanyalah sebuah kesia-siaan.” Jawabnya membenarkan pernyataanku. Akupun hanya menanggapi dengan diam, Kemudian diapun melanjutkan perkataannya.
“Tapi, sejauh mana kau mampu merasa baik tanpa berada pada lingkaran cahaya ini? Perlu kau garis bawahi bahwa lingkaran ini bukanlah satu-satunya sarana untuk membuat kepalamu berisi akan ilmu-ilmuNya, membuat keimananmu bertambah terhadapNya. Namun, jika memang kau mampu bercahaya dengan terang benderang diluar lingkaran ini, maka hanya kaulah yang akan menikmati terangnya cahayamu itu. Lain halnya jikalau kau bercahaya dilingkaran ini, maka cahayamu akan menerangi segenap orang-orang di sekelilingmu.” Begitu bersemangat dia memberikan gambaran kepadaku akan esensi lingkaran ini.
***
Teman, aku pernah meragukan jalan yang pernah ku pilih. Akupun pernah dengan sombong mengatakan bahwa ada dan tiadanya lingkaran ini tak sedikitpun mampu memberikan pengaruh terhadap keimananku. Ah… sungguh masih terdapat sifat sombong pada diri ini. Beraninya aku dengan tersirat menyatakan bahwa diriku sudah cukup baik melalui kata-kataku itu. Namun kini ku tahu bahwa terang itu bukanlah untuk diri sendiri. Lingkaran iniku menyebutnya dengan lingkaran cahaya karena setiap orang yang berada di lingkaran ini memiliki peran untuk saling menerangi setiap orang yang berada di lingkaran ini.
Ah… betapa manisnya ukhuwah. Bukankah saling menerangi satu sama lain itu lebih baik daripada hanya menerangi diri sendiri?

No comments:

Post a Comment