Sunday, February 2, 2014

Sudah Mapankah?? (aku)

Well guys… apa kabar??
Hm… ceritaku ini berawal dari deringan handphoneku di pagi hari.  Ternyata seorang teman ingin meminta saranku mengenai “kegalauan”nya dalam mengambil sebuah keputusan.
Begini redaksi seorang teman tersebut kepadaku yang menanyakan tentang “kriteria mapan dalam berumah tangga,” menurutmu seperti apa sih kriteria mapan dalam berumah tangga?
Bagiku yang masih single tentunya pertanyaan ini bagaikan sebuah cekikan di leherku. Tapi karena ini adalah sebuah permintaan darinya maka aku berusaha menjawab sebisaku. Menjawab sesuai dengan pemahamanku.
Oke teman, menurutku begini. Mapan itu bukanlah diartikan dari seberapa besar jumlah penghasilan per bulanmu. Mungkin begini, ketika kau telah menemukan seseorang yang menurutmu pantas menjadi pendamping hidupmu dan hatimupun berkata telah siap untuk mendayungi bahtera rumah tangga bersama dirinya. Why not??  Kau bisa mempersuntingnya. Dan tentunya hatimu telahmerasa mantap setelah meminta petunjuk kepadaNya dalam shalat istikarahmu.
Namun, jika kau tanyakan lagi kepadaku, mapan fersiku itu bagaimana? Maka kan ku jawab bahwa mapan menurutku itu terbagi dua: mapan secara finansial dan mapan secara batin. Kalau kau rasa kau telah mapan di kedua point tersebut why not, sekali lagi kau layak mempersuntingnya.  
***
Well, aku pernah membaca tulisan seseorang “aku lupa sumbernya” darimana. Redaksinya lebih kurang begini. Ada sebahagian orang yang memilih menikah dengan menggunakan “gigi satu”. “Gigi satu” disini maksudnya secara financial penghasilan mereka masih pas-pasan untuk memenuhi biaaya hidup mereka. Tapi mereka yakin bahwa menikah adalah sunnah Rasulullah, maka mereka penuhi hal itu dengan cara tidak menunda-nunda menikah. Nah… teman, mereka yang memulai rumah tangga mereka dari gigi satupun bisa membangun cinta mereka ditengah segala kecukupan yang mereka miliki. So, intinya hanyalah keyakinan. Tak ada salahnya dengan mereka yang memilih menikah dengan “gigi satu”. Bukankah menikah itu menyempurnakan separuh agama?
Nah,ada pula sebahagian orang memilih menikah denganmenggunakan “gigi empat”. Golongan yang ini memilih merasa siap untuk menikah seteleh mereka merasa benar-benar telah mantap secara finansial. Barangkali mereka sudah menemukan pekerjaan yang tetap dan penghasilan yang lumayan besar untuk mendayungi bahtera rumah tangga mereka. Tentunya juga tidak ada salahnya dengan pilihan mereka ini teman. Dengan “gigi empat” mereka bisa mendayungi bahtera mereka dengan mulus, tanpa adana kemandegan dari segi finansial. Sisi finansialpun ternyata juga bisa mempengaruhi keharmonisan rumah tangga.
Ya… itu hanyalah lebih kurang penjelasan ku kepada seorang yang meminta peretimbanganku akan kriteria mapan dalam berumah tangga. Selanjutnya keputusan tentu berada ditangannya.

No comments:

Post a Comment